Senin, 21 Februari 2011

BUDIDAYA KENTANG


PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya meningkatkan produksi kentang nasional secara kuantitas, kualitas dan tetap berdasarkan kelestarian lingkungan (Aspek 3K).

SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.

2.2. Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
- Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).

3.2. Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar
a. Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha).
b. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 1-2 botol/ 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan cara :
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.
c. Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,

3.3.2. Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.

3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

3.4.4. Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.
KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA: mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air.
Alternatif II : 5 - 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt air.
c. HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).

3.4.5. Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama

Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan.

Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta penyemprotan Pestona atau BVR.

Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.

Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pengocoran Pestona.

Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) mengunakan Pestona atau BVR.

3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam

Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam

Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

Minggu, 20 Februari 2011

tomat

tomat mulana...

Budidaya Tanaman Tomat

 
Tanaman bulat segar dan merah warnanya ini berasal dari negara Peru-Lima dan Ekuador, kemudian menyebar ke wilayah Amerika.
Tanaman ini bisa kabarnya bisa kita nikmati ketika orang Belanda membawanya ke Indonesia.  Tanaman tomat dapat tumbuh didaerah tropic dan subtropik.
Tanaman tomat memiliki banyak kandungan gizi, terutama vitamin C. Nah, jika Anda tertarik melakukan budidaya tanaman obat, maka ada cara menghasilkan tomat yang segar. 
Langkah-langkah menyiapkan tomat segar dan bergizi tinggi antara lain:
  1. Siapkan lahan terlebih dahulu.Tomat dapat tumbuh dengan baik di lahan yang gembur dan subur yang di tanah itu pula tidak ditanami tumbuhan yang keras seperti cabai, terong, tembakau, dan kentang
  2. Agar tak ada Nematoda (Nematoda adalah cacing pengganggu) atau sedikit menguranginya, tanah yang Anda punya harus digenangi air selama hampir 2 minggu
  3. Jika PH tanah rendah cobalah diberikan kapur dolomite 150kg/1000m2 disebarkan pada tanah lalu diaduk rata ketika 2-3 pekan sebelum masa tanam.
  4. Lalu buatlah bedengan, kira-kir lebarnya 120-160cm untuk barisan ganda. Lalu 40-50cm untuk barisan tunggal
  5. Untuk sirkulasi air dan pembuangan air, buatlah parit dengan lebar 20-30cm diantara bendengan pada kedalaman 30 cm

Pemberian Pupuk
  1. Komposisikan pupuk dengan campuran sebagai berikut : pupuk dasar 4kg Urea/ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCL per 1000m2 pada permukaan bedengan, lalu aduk dan campur dengan tanah
  2. Pupuk kedua, Anda bisa memakai Pupuk Majemuk NPK (15-5-15) dengan dosis +/- 20kg/1000M2, selanjutnya aduk dan campur dengan tanah
  3. Setelah diberi pupuk, siramkan diatasnya dengan pupuk Super Nasa dengan dosis +/- 1-2 botol/1000 m2) . Pada setiap gembor volume 10lt diberikan 1 sendok peres makan super nasa untuk kemudian disiram pada 10 meter bedengan.
  4. Jika tanah yang sudah digemburkan tadi sudah melewati 1 minggu penanaman, sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang, sebarkan merata di atas bedengan pada sore harinya
  5. Jika Anda memakai Mulsa yang berbentuk plastik, tutup bedengan pada siang harinya
  6. Lalu biarkan 5-7 hari sebelum masa tanam
Memanen tomat bisa dilakukan pada saat berumur 3 bulan. Pilihlah tomat yang sudah berumur tua, jangan yang masih basah karena tidak tahan lama. Nah, tidak sulit bukan melakukan budidaya tanaman tomat?

penyakit cabe

 
Cabe merupakan salah satu tanaman favorit para petani karena keuntungan yang cukup besar dari produk pertanian ini. Namun untuk membudidayakan tanaman cabe bukanlah perkara mudah.
Selain perawatan yang membutuhkan perhatian lebih, masalah gangguan yang sering timbul maupun penyakit pada tanaman cabe juga perlu penanganan yang tepat agar tidak malah menimbulkan kegagalan panen. 
Dengan mengenal jenis penyakit yang kerap menyerang tanaman cabe, maka diharapkan penanganannya juga dapat lebih diantisipasi. Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe itu meliputi :
  • Layu Daun
Layu daun disebabkan oleh cendawan fusarium yang akan menyebabkan daun menjadi kuning dan layu, tulang tanaman yang layu dan terkulai. Penyakit ini umumnya terjadi pada tanaman yang tingkat kelembaban yang terlalu tinggi, terutama yang ditanam di daerah dataran tinggi.
Bila kita memotong batangnya, maka akan terlibat sebuah lingkaran berwarna coklat  yang kalau dibaui seperti amoniak. Selain itu layu daun sebagai penyakit pada tanaman cabe juga bisa disebabkan oleh bakteri pseudomonas solacanearum.
Daun yang terkena penyakit ini tampak seperti habis tersiram air panas, dan biasanya akan mati dalam beberapa hari kemudian. Pada batangnya juga terdapat lingkaran berwarna coklat. Namun yang membedakan, bila batang tanaman yang terkena bakteri ini direndam air, maka dari batang itu akan keluar cairan berwarna coklat.
  • Busuk Daun
Busuk daun atau sering disebut dengan cacar daun ini disebabkan oleh cendawan yang bernama phytophthora infestans. Tandanya terlihat pada daun maupun buah yang timbul bintik-bintik hitam tak beraturan. Biasanya, tanaman akan segera mongering dan mati tak lama setelah gejalanya terlihat.
  • Busuk Buah
Penyakit ini menyerang buah cabe dengan gejalanya berupa bercak coklat. Awalnya bercak pada buah cabe itu kecil namun lama kelamaan makin membesar.
Tak lama kemudian buah akan mengering dan menjadi busuk. Penyakit yang menyerang tanaman cabe ini disebabkan oleh cendawan colectroticum sp.
  • Rebah Batang 
Rebah batang merupakan salah satu jenis penyakit pada tanaman cabe yang disebabkan oleh cendawan phytium sp. Cendawan ini bahkan menyerang sejak dalam tahap pembibitan terutama pada bagian pangkal batang tanaman cabe.
Gejalanya berupa berubahnya warna batang tanaman cabe menjadi coklat akibat proses pembusukan yang terjadi. Selanjutnya tanaman akan layu dan mati.
  • Busuk Kuncup
Gejala penyakit busuk kuncup berupa tangkai batang tanaman berubah warnanya menjadi coklat kehitaman lalu membusuk dan mengeluarkan spora cendawan berwarna kelabu.
Penyakit yang umum dinamakan teklik ini biasanya terjadi pada musim hujan dan disebabkan oleh cendawan choanephora cucurbitarum. Selain menyerang batang tanaman, cendawan juga akan menyerang bagian lain tanaman, seperti tangkai bunga, bunga, dan pucuk.
  • Bercak Daun
Penyakit bercak daun ditandai dengan munculnya bercak pada daun tanaman cabe yang berwarna putih bulat. Awalnya bentuk bercak kecil namun lama kelamaan melebar dan membesar.
Selanjutnya daun akan menguning, begitu juga dengan buah cabe akan ikut menguning. Penyakit pada tanaman cabe ini disebabkan cendawan cercospora capsici heald et wolf dan biasanya menyerang pada musim hujan.

TEKNIS PEMUPUKAN CABAI


tanah 6,0 s.d 6,8
Tanaman mulai membentuk buah pada umur 35 – 40 hari dan panen pertama sekitar 70 – 80 hari setelah tanam (bergantung Varietas) Populasi tanaman per hektar 15.000 s/d 17.000 dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm.

PEMBIBITAN
Rendam benih cabai dengan air hangat ( 1 liter) + 1 tutup poc nasa selama 15 s.d. 30 menit.
Ambil dan buang benih yang terapung ketika pertama direndam.
Peram dengan kertas basah sampai berkecambah kemudian masukkan ke polibeck pembenihan.

PENYIAPAN MEDIA PEMBENIHANCampur 1 bungkus Gliocladium sp + 25 Kg pupuk kandang lembut (sudah disaring)/ kompos + 10 kg tanah lembut.
Masukkan campuran tersebut ke polibeck media pembenihan, taruh ditempat yang teduh dan lembab
Pada usia 7 dan 14 hari semprot dengan 2 tutup poc nasa + 2 tutup pestona / 10 liter air

PERSIAPAN BEDENG ATAU LAHAN TANAM
a. Berikan dolomite sebanyak 1 kg setiap 5 meter bedeng, dolomite diberikan 10 hari sebelum tutup milsa

Tujuan pemberian dolomite agar Ph tanah stabil dan unsure Ca, Mg tercukupi sehingga batang tanaman cabai kokoh.

Peran Ca dalam tanaman :
Batang tanaman Kokoh tidak lemah, tidak mudah patah, bunga tidak mudah membusuk, berperan penting dalam pertumbuhan, pembuangan, pembuahan serta pembentukan protein pada pembuahan.

Peran Mg dalam tanaman :
Bahan pembentuk klorofil daun

b. Berikan pupuk dasar (N-P-K dengan perbandingan !6-16-16), dengan dosis 4 kg setiap 100 tanaman diberikan 3 hari sebelum tutup mulsa.
c. Setelah diberi pupuk NPK siram bedengan dengan larutan super nasa dengan dosis 2 botol supernasa (250 gram) + 200 liter air untuk lahan 1000 m.
d. Tutup mulsa dan lahan siap ditanami.

PEMUPUKANPemupukan 1Untuk tanaman usia 1 – 4 minggu
Buat larutan induk:
2 botol supernasa (250 gram) + 1 botol poc nasa (500 ml) + 50 kg NPK + 200 liter air untuk 10.000 tanaman.
Cara Pemupukan :
1 liter larutan induk dicampur dengan 10 liter air, kemudian dikocorkan untuk 50 batang tanaman.
Pemupukan 2Untuk tanaman usia 4 – 8 minggu
Buat larutan induk :
2 botol Power Nutrition (250 gram) + 1 botol poc nasa (500 ml) + 50 Kg NPK + 200 liter air, Untuk 5.000 tanaman.
Cara Pemupukan :
2 liter larutan induk dicampur dengan 10 liter air , kemudian dikocorkan untuk 50 batang tanaman
Pemupukan 3
Untuk tanaman usia 8 – 20 minggu
Buat larutan induk :
2 botol Power Nutrition (250 gram) + 2 botol supernasa (250 gram) + 75 Kg NPK + 200 liter air, Untuk 5.000 tanaman.
Cara Pemupukan :
2 liter larutan induk dicampur dengan 10 liter air , kemudian dikocorkan untuk 50 batang tanaman

--------------Pemupukan dilakukan seminggu sekali---------------

PENYEMPROTAN
Penyemprotan 1

Untuk tanaman usia 1 – 4 minggu
4 tutup poc nasa + 2 tutup Pestona + 5 cc Aero + 15 liter air (1 tangki ) dismprotkan sore hari.
Penyemprotan 2
Untuk tanaman usia 4 – 8 minggu
6 tutup poc nasa +1 tutup Hormonik + 4 tutup Pestona + 5 cc Aero + 15 liter air (1 tangki ) dismprotkan sore hari.
Penyemprotan 3
Untuk tanaman usia 8 – 20 minggu
8 tutup poc nasa +1 tutup Hormonik + 6 tutup Pestona + 5 cc Aero + 15 liter air (1 tangki ) dismprotkan sore hari.

Catatan:Pemberian Gliocladium sp pada minggu ke 4, 8, 12, 16, caranya campur dengan pupuk induk bersama dengan pemupukan (pengocoran lahan). Tujuannya mencegah serangan jamur (fusarium dan antraknosa) serta layu bakteri.

0 komentar:

penanaman


Penyiraman
Pada fase awal penyiraman dilakukan rutin setiap hari terutama di musim kemarau.
Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan berikutnya dilakukkan dengan cara dileb setiap 3 – 4 hari sekali atau jika tidak mungkin dileb dapat digunakan teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan.
Pemasangan ajir/turus
Ajir/turus dipasang dengan tujuan untuk menopang tanaman sewaktu berbuah lebat.
Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2 cm.
Ajir ditancapkan tegak tiap 3 tanaman secara berjajar. Dari ajir ke ajir dihubungkan dengan bilah bambu memanjang pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah.
Pemasangan ajir dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan setelah pindah tanam. 
Perempelan
Perempelan (pembuangan) tunas samping perlu dilakukan karena pertumbuhan tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu pertumbuhan.
Perempelan tunas samping dilakukan pada saat cabai berumur 7 – 20 hari. Perempelan dilakukan dengan cara membuang semua tunas samping dan dihentikan saat terbentuk cabang (biasanya perempelan dilakukan 2-3 kali.
Perempelan selanjutnya adalah perempelan terhadap bunga pertama dari sela-sela percabangan pertama. Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah lebat.
Pemupukan Susulan
Meskipun tanaman cabai sudah dipupuk secara total, namun untuk menyuburkan pertumbuhanyang prima dapat diberi pupuk tambahan (sususlan), yaitu pada saat fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adala pupuk daun yang kandungan N-nya tinggi, misalnya Multimicro dan Comlesal cair.
Interval penyemprotan pupuk dilakukan antara 10 – 14 hari sekali, dengan dosis sesuai pada labelnya.
Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, pada umur 50 hari dapat diberi pupuk susulan berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan (1:1:1:1) sebanyak + 4 sendok makan. Caranya dengan melubangi MPHP di antara 4 tanaman. Pupuk tersebut dimasukkan ke dalam tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut.
Pemupukan selanjutnya dilakukan apabila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama penyakit dengan dosis NPK sebanyak 4 – 5 kg dilarutkan dalam 200 lt air (1 drum) lalu dikocorkan pada setiap tanaman sebanyak 300 – 500 cc atau tergantung kebutuhan. Lakukan 2 minggu sekali.
Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama, sehingga dapat dipanen 12 – 14 kali. Setiap kali selesai panen perlu diberi pupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buahnya. Jenis pupuknya adalah NPK atau campuran ZA,Urea, TSP, KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan memberikan fungisida, insektisida dengan cara penyemprotan secara teratur.
Usaha lain adalah menyiangi kemungkinan adanya gulma serta pengawasan secara rutin dan berkala terhadap tanaman, sehingga ketika gejala hama dan penyakit dapat sedini mungkin teratasi.

Benih dan Pembibitan ] Pemasangan MPHP ] Penanaman ] [ Pemeliharaan Tanaman ] Panen dan Pascapanen ]